Roti Aoka dan Kontroversi Pengawet Kosmetik: Apa yang Sebenarnya Terjadi? -->

Header Menu


Roti Aoka dan Kontroversi Pengawet Kosmetik: Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Nia
Minggu, 21 Juli 2024



Sterilnews.com - Belakangan ini, roti Aoka menjadi viral di media sosial karena dituduh menggunakan pengawet kosmetik untuk membuat roti tahan lama hingga enam bulan. Namun, pihak PT Indonesia Bakery Family (IBF), produsen roti Aoka, menyangkal tuduhan tersebut dan menjelaskan bahwa produk mereka telah lolos pengujian BPOM dan mendapat izin edar. Bagaimana sebenarnya keadaannya?


Kontroversi roti Aoka dimulai ketika informasi tentang kandungan unsur pengawet kosmetik pada roti tersebut tersebar luas di media sosial. Pihak PT SGS Indonesia dianggap sebagai pihak yang melakukan uji laboratorium untuk mengidentifikasi kandungan tersebut pada roti Aoka. Namun, pihak PT SGS Indonesia memberikan klarifikasi bahwa informasi tersebut tidak berasal dari mereka.


Merespon tuduhan yang ditujukan kepadanya, PT IBF menegaskan bahwa seluruh produk roti Aoka tidak mengandung sodium dehydroacetate dan masa kedaluwarsanya bukan selama enam bulan. Kemas, Head Legal PT IBF, dalam pernyataan resminya menyebut bahwa penyebaran informasi tidak benar ini kemungkinan besar bermotif jahat, untuk menjatuhkan produk mereka secara tidak sehat.


Sayangnya, meskipun PT IBF telah menginvestigasi peristiwa ini dan membantah informasi yang tidak benar, penyebaran informasi hoax ini sudah terlanjur menimbulkan kerugian ekonomi dan reputasi bagi perusahaan dan mitra kerjanya.


Dalam konteks ini, ada hal yang perlu dipertanyakan oleh kita sebagai konsumen. Apakah kita hanya melihat sesuatu dari satu sisi saja tanpa mempertimbangkan fakta yang lain? Apakah kita terlalu mudah tergoda oleh informasi yang belum tentu benar atau hanya berdasarkan tuduhan sepihak?


Sebagai konsumen, kita perlu memahami bahwa roti Aoka maupun produk-produk lain yang ada di pasaran telah melewati serangkaian pengujian ketat yang diatur oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Kita bisa merujuk pada informasi yang tertera pada kemasan produk, mengecek apakah ada nomor registrasi dari BPOM, dan mempertimbangkan fakta sebelum menyebarkan informasi yang belum tentu benar dan dapat merugikan pihak lain.


Sekalipun masih terdapat sedikit keraguan tentang kontroversi roti Aoka ini, kita bisa mengambil pelajaran dari peristiwa ini agar lebih bijaksana dalam mengonsumsi makanan atau produk lain yang kita butuhkan sehari-hari. Selain itu, kita juga bisa lebih kritis dan teliti dalam menyikapi informasi yang muncul di media sosial dan mencari sumber informasi yang lebih terpercaya dan akurat.

Tag Terpopuler