Sterilnews.com - Pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Jalur Zonasi mengalami permasalahan di Kota Malang. Dalam pendaftaran tersebut, terdapat 50 persen daya tampung yang difokuskan untuk jalur zonasi. Namun, kebijakan ini menimbulkan masalah, khususnya dalam 20 persen penerimaan jalur zonasi sebaran.
Kejanggalan terlihat ketika di SMA yang berada di area Alun-alun Tugu Kota Malang, ada pendaftar yang memiliki jarak sejauh 36 meter dari lokasi SMA. Di wilayah tersebut, ada tiga SMA negeri lainnya, yakni SMAN 4, 1, dan SMAN 3 serta bermukim di area perkantoran.
Permasalahan ini menimbulkan kritikan dan keluhan dari para orangtua Calon Peserta Didik Baru (CPDB). Mereka mendesak pihak Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur melalui media sosial mereka.
Penjelasan dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur melalui akun Instagram @dindik_jatim terus diserbu oleh netizen untuk memberikan jawaban yang memuaskan. Pemilik akun IG @alankomar mempertanyakan kejujuran PPDB zonasi dan mengeluhkan adanya kecurangan dalam sistem PPDB zonasi di mana calon siswa ditempatkan dekat dengan sekolah.
Kejadian tersebut harus menjadi perhatian serius bagi semua pihak yang terlibat dalam proses seleksi PPDB jalur zonasi. Penerimaan jalur zonasi sebaiknya berbasis pada lokasi rumah atau lingkungan yang memang benar-benar sesuai sebagai prioritas utama, bukan kepentingan dan kelompok tertentu. Perlu ada mekanisme yang lebih kuat dan transparan agar dapat menjaga kejujuran dan keterbukaan dalam sistem PPDB jalur zonasi.
Oleh karena itu, diharapkan pihak Dinas Pendidikan Jawa Timur untuk lebih bertanggung jawab dan transparan dalam menjalankan seleksi jalur zonasi. Selain itu, pemerintah setempat seharusnya melakukan evaluasi terhadap permasalahan-permasalahan yang telah terjadi dan memberikan solusi yang akurat dan efektif untuk masalah yang muncul.
Kita harus memastikan bahwa seleksi PPDB jalur zonasi harus berbasis pada keadilan dan kejujuran dan bukan hanya untuk kepentingan pihak-pihak tertentu saja.