Sterilnews.com - Partai Amanat Nasional (PAN) telah memicu perdebatan sengit setelah mengumumkan pengusungan sekitar 76 artis dan selebriti sebagai calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Kehadiran berbagai nama terkenal dalam daftar calon caleg PAN membuat partai ini mendapat gelar baru, yaitu "Partai Artis Nasional."
Kritik Tumpahkan atas Strategi Partai PAN
Langkah PAN dalam mengandalkan popularitas artis dan selebriti dalam dunia hiburan sebagai calon anggota DPR RI menuai beragam tanggapan dari berbagai pihak.
Banyak kalangan menyayangkan bahwa langkah ini dapat merendahkan martabat partai politik dan mereduksi proses pemilihan anggota DPR menjadi ajang kepopuleran semata.
Beberapa pengamat bahkan menilai bahwa strategi ini mengabaikan kompetensi dan pengalaman dalam bidang politik.
Popularitas Situasional dan Kontroversial
Meskipun banyak artis dan selebriti memiliki popularitas yang tinggi, pengamat politik mengingatkan bahwa popularitas semacam itu sering kali bersifat situasional dan kontroversial.
Masyarakat di pedesaan mungkin lebih cenderung mendukung tokoh terkenal sebagai representasi mereka dalam parlemen, namun hal ini tidak selalu berlaku di perkotaan.
Rekam jejak dan kompetensi kandidat dalam hal politik dan tata kelola negara cenderung lebih dihargai oleh pemilih di lingkungan perkotaan.
Tantangan di Balik Strategi Artis sebagai Caleg
Para ahli politik juga mencatat bahwa strategi mengusung artis sebagai caleg tidak selalu efektif dalam jangka panjang.
Popularitas artis bisa naik-turun dengan cepat, dan kontroversi yang melibatkan mereka dalam urusan pribadi atau opini kontroversial dapat berdampak negatif terhadap citra partai.
Selain itu, mengandalkan popularitas semata tanpa mempertimbangkan kemampuan legislatif dan pemahaman akan kebijakan publik juga dapat menghambat kinerja partai di parlemen.
Antisipasi Menjelang Pemilu 2024
Dengan mendekati Pemilu 2024, masyarakat Indonesia dinantikan untuk memberikan penilaian terhadap langkah kontroversial PAN ini.
Pertanyaan mengenai apakah popularitas artis dapat efektif mewakili kepentingan publik ataukah hanya menjadi alat manipulasi semakin mendapat sorotan. Seiring perdebatan yang semakin panas, peran artis dalam dunia politik menjadi fokus perhatian nasional.