Sterilnews.com - Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-78 dirayakan dengan meriah di Istana Merdeka. Upacara peringatan detik-detik proklamasi menjadi panggung tak terlupakan bagi tiga tokoh politik ternama.
Plt Ketua Umum (Ketum) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Mardiono mengungkapkan momen unik saat berbincang akrab dengan Ketum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, dan Ketum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar, di tengah perayaan tersebut.
"Momen ini sungguh luar biasa. Saya dengan Prabowo itu kenal sudah lama ha-ha-ha. Ya sejak dulu sudah kenal baik. Namanya sesama ketua partai politik, masa ketemu, terus diam-diam. Pasti ngobrol, ngobrolnya apa, di sela-sela kekosongan menunggu," ungkap Mardiono saat dihubungi oleh awak media pada Jumat (18/8/2023).
Mardiono menceritakan bahwa obrolan yang berlangsung dengan Prabowo dan Cak Imin selama perayaan tersebut lebih mengarah pada isu-isu politik yang tengah berkembang.
"Ya namanya politisi kalau ketemu kan obrolan-obrolan politik ya bercanda-candaan saja," tambahnya dengan senyuman.
Namun, yang paling menarik adalah pengakuan Mardiono bahwa dalam obrolan ringan tersebut, mereka saling mengajak satu sama lain untuk bergabung dalam sebuah koalisi politik.
"Ya kalau diajak (gabung koalisi) kan pasti ya. Namanya kita pun mengajak juga ya. Ya pasti saling mengajak bergabung, ketika kita memiliki prinsip-prinsip tujuan yang kita yakini bahwa itu adalah jalan terbaik," jelas Mardiono dengan penuh keyakinan.
Tampak jelas dalam momen yang terekam oleh kamera dan ditampilkan di videotron di Halaman Istana Merdeka, bahwa Cak Imin, Prabowo, dan Mardiono tengah asyik berbincang.
Ketiganya duduk bersebelahan dengan kompak mengenakan baju adat berwarna hitam. Kacamata hitam menjadi aksesori yang senada bagi Prabowo dan Cak Imin.
Momen tersebut menjadi saksi bisu kerjasama potensial antara tiga partai politik utama. Prabowo yang terlihat serius dalam obrolan dengan Cak Imin, menjelaskan pandangannya dengan penuh antusiasme. Cak Imin, sementara itu, mendengarkan dengan seksama sambil tersenyum dalam tanggapannya.
Mardiono menegaskan, "Pastilah kita ngajak lain, demikian pula hal yang ditanya ketua partai politik yang lain juga begitu kan ya, ya pastilah." Ini menjadi gambaran bahwa ajakan untuk bergabung di koalisi bukanlah hal yang terisolasi, melainkan sebuah proses dialog dan pertukaran pandangan di tengah dinamika politik yang sedang berjalan.
Dalam momen yang menggambarkan persahabatan antara para pemimpin partai politik, tidak hanya terlihat keseriusan dalam obrolan, tetapi juga harmoni dalam perayaan kemerdekaan.
Tiga tokoh politik besar ini, meskipun berasal dari latar belakang partai yang berbeda, menunjukkan potensi kolaborasi yang mungkin akan membentuk langkah-langkah strategis bagi perpolitikan Indonesia di masa depan.